Di tengah kemakmuran Hindia Belanda dari hasil buminya, kaum pribumi tetap terpinggirkan. Tjokroaminoto (Reza Rahadian) yang bekerja sebagai pegawai administrasi dan anak seorang menak, memutuskan untuk berbuat sesuatu mengakhiri ketidakadilan ini. Berbekal kemampuan organisatornya dan memanfaatkan iklim Politik Etis, Tjokroaminoto mengembangkan Sarekat Islam sebagai sarana penggalangan dan penyadaran masyarakat akan hak-hak politik dan, terlebih mendasarnya, hak-hak azasi mereka. Kegiatan Tjokro membuat penguasa gerah. Namun pada saat yang sama pula, Tjokro melakukan sesuatu yang membuatnya memang pantas dijuluki guru sejati sebuah bangsa: dia menjadikan rumahnya sebagai pondokan sekaligus pusat pendidikan kader-kader muda bangsa, antara lain Soekarno muda.
--
Amidst the heyday of Netherland Indies in early 20th century, the natives remain marginalized and exploited. Tjokroaminoto (Reza Rahadian), initially a mere employee and a son of a minor aristocrat, decided to do something. Through Sarekat Islam, he continuously educate the masses, making them aware of their rights. Naturally, Tjokro’s actions infuriates the government. But even when he is harassed by the authority, Tjokro had been ensuring the future of his people by making his house an informal learning centre for Indonesia’s future leaders, namely among them, Soekarno.
Sutradara Garin Nugroho | Pemeran Reza Rahadian, Putri Ayudya | Negara Indonesia | Jenis Fiksi | Tahun 2015 | Durasi 161 menit | Bahasa Indonesia | Format Digital | Klasifikasi Usia 12DO
Comentários