top of page

Diskusi: Merindu Halu


Trump menjual penawar rindu ketika Amerika sedang “great”, dan jualannya laku. Mussolini menjual penawar rindu ketika Italia jaya di masa Romawi (!), dan laku. Di sini, ada yang berjualan masa “penak jamanku” Orde Baru, juga ternyata ada yang mau. Anak muda pula, yang merindukan masa-masa ketika dia belum lahir! Kok bisa?

Negeri kita ini, sebutlah sebagai negara berflower, negeri +62 atau bahkan wkwkwkland, cukup buruk dalam menyimpan ingatan. Mungkin karena kalau generasi babe, oom dan eyang kita berbuat salah, kita selalu disuruh tidak membahas kesalahan itu. Disuruh move on sebelum waktunya. Disuruh ikhlas sebelum emosinya selesai. Disuruh lupa akan hal-hal buruk. Dan disuruh diam atas yang salah dan buruk. Maka kita pun kian terlatih… untuk tidak kritis atas perjalanan sejarah kita sendiri, sebagai bangsa dan masyarakat. Apa kita mau melestarikan kesalahan itu?

Mari berbincang santai tentang mengelola sejarah dan ingatan, bersama Philips Vermonte (Peneliti CSIS) dan Ardyan Erlangga (VICE) di Third Eye Space, hari Sabtu, 30 Maret 2019 pukul 19.00 sebagai bagian dari program kineforum bulan Maret 2019, Penak Jamanku.

Commenti


bottom of page