Sabtu, 13 Oktober 2018, 14:30
Donasi SUKARELA
Ketika tak punya, didamba. Ketika punya, lupa diri.
Harta? Itupun didamba karena konon bisa memberikan si empunya, daya kuasa. Daya kuasa untuk berbuat, bertindak, memutuskan, mengatasi. Maka tak henti-hentinya orang —di sepanjang sejarah— melakukan permainan paling tua: berebut daya kuasa itu.
Bagaimana mengelola kuasa bagi kita, agar tak kehilangan, tapi juga tak lupa diri? Mari berbincang.
PEMBICARA
Roy Thaniago
Roy Thaniago menulis dan meneliti hal seputar media, budaya, dan masyarakat. Ia mendirikan Remotivi pada 2010 dan menjadi direkturnya hingga 2015. Remotivi adalah sebuah lembaga studi dan pemantauan media sebagai sebentuk inisiatif untuk merespon praktik industri media pasca-Orde Baru. Studi masternya diselesaikan di Lund University, Swedia, pada bidang Kajian Media dan Komunikasi.
Ito Prajna Nugroho
Menyelesaikan studi sarjana dan pascasarjananya di Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya, ia kini bekerja sebagai peneliti pada lembaga Lingkar Studi Terapan Filsafat (LSTF). Ia mengkhususkan peminatan pada fenomenologi dan studi tentang konflik. Telah menelurkan buku berjudul Fenomenologi Politik: Membongkar Politik Menyelami Manusia.
Comentarios