top of page

SAATNYA CUCI BRANKAS

Sabtu, 9 Desember 2017  |  17:00

Jika ada problem cinta, mungkin kita akan mencurahkan unek-unek kita ke seorang sahabat sembari berharap dia mau mendengarkan kita sampai berdebu. Jika ada problem agama, kita bisa menemui ustadz atau pendeta dan berharap ia punya jawaban. Jika ada problem keuangan? Kita pinjam, atau minta. Bisa ke sahabat tadi, atau kalau nekad, ke sang ustadz.

Kita merasa tahu pasti bagaimana seharusnya mengelola harta. Meskipun uang hanyalah alat tukar, ada semacam ajimat di dalamnya yang membuat kita merasa perlu memiliki dan merasa tahu persis untuk apa seharusnya uang itu. Kenapa kita tidak berkonsultasi kepada “ustadz keuangan”, atau dengan kata lain, yang punya ilmu tentang itu? “Ah, bukannya yang ahli tentang uang itu biasanya juga pasti ingin uang?” Lengkaplah sudah kegagapan kita tentang harta: merasa tahu, dan curigaan pula.

Dengan sikap yang jamak seperti itu, terasa ada yang intim, dekat dan bahkan sensitif tentang hubungan kita dengan harta milik kita, tetapi jarang dibicarakan dengan sehat. Apa sejatinya mekanisme yang terjadi? Mari berdiskusi mencari pola hubungan yang sehat antara kita dengan harta. Kenapa kita kemaruk harta? Kenapa ada yang bisa melepas harta dari pola pikirnya? Bagaimana kita mengelolanya, dan yang lebih penting, cara memandangnya supaya punya bekal pondasi yang lebih sehat tentang harta.

Pembicara

  1. Ito Prajna-Nugroho (Peneliti)

  2. Ligwina Hananto (Financial Planner)

Moderator

Ifan Ismail (Koordinator Program kineforum)

ITO PRAJNA-NUGROHO

Ito Prajna-Nugroho menyelesaikan studi sarjana dan pascasarjananya di Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya, dan kini bekerja sebagai peneliti pada lembaga Lingkar Studi Terapan Filsafat (LSTF). Ia mengkhususkan peminatan pada fenomenologi dan studi tentang konflik. Telah menelurkan buku berjudul Fenomenologi Politik: Membongkar Politik Menyelami Manusia.

LIGWINA HANANTO

Ligwina Hananto telah lama fokus menemani dan membimbing orang untuk lebih taktis mengelola harta mereka lewat profesinya sebagai financial planner. Mendirikan QM Financial sebagai lembaga konsultan keuangan, dan menginisiasi situs www.plan.id sebagai platform online merencanakan keuangan. Melalui kehadirannya yang disambut lewat sosial media, Ligwina juga kini dikenal sebagai seorang financial trainer dan public speaker.

IFAN ADRIANSYAH ISMAIL

Pertama kali terjun ke dunia film dan televisi sejak 2004 dengan turut menulis naskah acara komedi. Tahun 2010, merambah ke dunia film dan meraih Piala Citra 2013 untuk Skenario Adaptasi Terbaik melalui film Habibie & Ainun (berpartner bersama Gina S. Noer). Juga tergabung dalam situs kajian film, RumahFilm.org, dan tergabung dalam tim Eric Sasono yang melahirkan buku Menjegal Film Indonesia: Pemetaan Ekonomi Politik Industri Film Indonesia 

pada 2011. Kini, sembari tetap melanjutkan menulis skenario, juga menjabat sebagai Koordinator Program kineforum.

bottom of page